Sayangnya hal tersebut kurang diimbangi oleh ketersediaan logistik lokal. Pelaku usaha logistik dinilai masih belum bersikap aktif menangkap peluang dalam Bisnis e-commerce yang terus berkembang ini.
Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia ( ALFI) menyatakan bahwa pola perdagangan dunia dan nasional berubah. Para konsumen mulai banyak memanfaatkan mudahnya cara bertransaksi secara Online. hal ini ditandai dari mulai menjamurnya warehousing ( pergudangan)
Sementara itu, presentase bisnis e-commerce di tanah air baru menyumbang sekitar 3%-4% dari total distribusi logistik nasional. Dari total distribusi e-commerce tersebut lebih banyak menggunakan jalur udara yang jauh lebih mahal ketimbang moda transportasi lain.
Ke depan, tren pembelian barang melalui sistem elektronik akan terus bertumbuh lebih pesat mengingat penggunaan internet di dalam negeri akan terus terjadi, terlebih dengan acuan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai sekitar 240 juta jiwa.
Karena itu, pertumbuhan e-commerce menjadi lahan garapan baru bagi para pelaku usaha logistik. Sayangnya, katanya, tren itu belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh pebisnis.
Pada sisi lain, potensi bisnis logistik e-commerce belum diatur secara detil oleh Kementerian Perdagangan. Misalnya, salah satunya pemerintah perlu memonitor pergerakan bisnis e-commerce di dunia, salah satunya adalah Cina yang telah menjalin kerja sama dengan Indonesia.
Jika pemerintah tidak memberikan perhatian terhadap model bisnis tersebut, katanya, bukan tidak mungkin bisnis e-commerce di dalam negeri justru merupakan barang impor.
sumber